PKK dan Pemberdayaan

Hasil Penelitian

Mata Kuliah Pemberdayaan Masyarakat Desa

Peran PKK di Kelurahan Bancarkembar dalam Upaya Pemberdayaan dan Peningkatan Partisipasi Perempuan

Dalam Mensejahterakan Keluarganya

Oleh: Tito Erland S

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Secara normatif, kedudukan wanita dan pria adalah sejajar. Akan tetapi, dalam kehidupan nyata seringkali terendap apa yang lazim disebut dengan istilah gender stratification yang menempatkan status wanita dalam tatanan hierarkis pada posisi subordinan atau tidak persis sejajar dengan posisi kaum pria. Tatanan hierarkis demikian antara lain ditandai oleh kesenjangan ekonomi (perbedaan akses pada sumber-sumber ekonomi) dan sekaligus kesenjangan politik (perbedaan akses pada peran politik). Dibandingkan dengan wanita, pria memperoleh akses yang lebih besar kepada sumber-sumber ekonomi dan politik. Secara ekonomis, pria lebih banyak mempunyai kesempatan untuk mengumpulkan kekayaan daripada wanita. Sedangkan secara politis, pria lebih banyak menempati posis-posisi kunci dalam proses pengambilan keputusan. Oleh karena itu, perjuangan wanita untuk mencapai puncak strata sosial lebih berat dan berliku-liku. Tentu saja, kecenderungan semacam itu tidak melekat di setiap masyarkat. Namun bahwa kecenderungan itu terjadi di sebagian besar negara berkembang, sudah ditunjukan oleh banyak studi.[1]

Untuk mengatasi ketidaksetraan gender, diperlukan langkah kongkrit dari pemerintah Indonesia untuk melakukan pemberdayaan terhadap perempuan. Menyadari kebutuhan tersebut, pemerintah berupaya melakukan pemberdayaan perempuan melalui program Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK).

Anggota dari PKK adalah ibu-ibu yang telah berumah tangga. Dengan keanggotaan perempuan/ibu-ibu dalam PKK maka diharapkan perempuan dapat terberdayakan sehingga mampu membantu kesejahteraan keluarganya.

Program PKK dilaksanakan dalam berbagai stuktur pemerintahan. Program PKK dilaksanakan di tingkat kelurahan, Rukun Warga (RW), dan Rukun Tetangga (RT).

Di Kelurahan Bancarkembar, PKK dilaksanakan di tingkat Kelurahan, RW maupun RT. Kegiatan PKK di Kelurahan Bancar kembar antara lain simpan pinjam, arisan, dan penyuluhan program kelurahan. Dalam stuktur organsasi PKK di Kelurahan Bancarkembar terdapat struktur organisasi lain di bawahnya yaitu Upaya Peningkatan Pendapatan Kesejahteraan Keluarga (UPPKK). UPPKK merupakan organisasi yang berada di bawah PKK yang berfungsi untuk memberikan pinjaman modal kepada masyarakat yang membutuhkan.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat dibuat perumusan masalah, yaitu:

1. Bagaimana peran PKK di Kelurahan Bancarkembar dalam upaya pemberdayaan dan peningkatan parstisipasi perempuan untuk mensejahterakan keluarganya di Kelurahan Bancarkembar?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengatahui peran PKK di Kelurahan Bancarkembar dalam upaya pemberdayaan dan peningkatan parstisipasi perempuan untuk mensejahterakan keluarganya di Kelurahan Bancarkembar.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkandari penelitian ini adalah:

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pengetahuan bagi perkembangan ilmu-ilmu sosial, khususnya ilmu politik yang berkonsentrasi pada mata kuliah pemberdayaan masyarakat desa, dan diharapkan pula akan dapat memberikan informasi dan pengetahuan bagi penelitian selanjutnya.

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapakan dapat memberikan gambaran secara deskriptif mengenai adanya pemberdayaan dan peningkatan parstisipasi perempuan untuk mensejahterakan keluarganya di Kelurahan Bancarkembar.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Kerangka Teori

A. Teori Peran

Peran berkaitan dengan kedudukan. Kedudukan adalah posisi seseorang dalam suatu kelompok sosial sehubungan dengan orang lain. Peranan merupakan pengatur perilaku individu dalam suatu kelompok sosial yang menyebabkan individu dalam batas-batas tertentu dapat meramalkan perbuatan orang lain sehingga orang yang bersangkutan dapat menyesuaikan perilakunya sendiri dengan perikelakuan orang sekelompoknya. (Soejono, S. 1990: 238).

Soenyoto Usman (2004: 71) mendefinisikan peran sebagai sesuatu yang dapat dimainkan sehingga seseorang dapat diidentifikasi perbedaannya dengan orang lain. Peran memberikan ukuran dasar bagaimana seseorang seharusnya diperlakukan dan ditempatkan dalam masyarakat.

Menurut Keith Davies dan John Newstrom, peran adalah pola tindakan yang diharapkan dari seseorang dalam tindakan yang melibatkan orang lain. Peran mencerminkan posisi seseorang dalam sistem sosial dengan hak dan kewajiban, kekuasaan dan tanggung jawab yang menyertainya.

B. Pemberdayaan Masyarakat

Pemberdayaan masyarakat merupakan suatu pendekatan dengan menempatkan masyarakat sebagai pihak utama atau pusat pengembangan. Sasaran utama pemberdayaan masyarakat adalah masyarkat yang terpinggirkan, termasuk kaum perempuan. Namun hal ini tidak menutup kemungkinanbagi orang lain untuk mengikuti kegiatan-kegiatan pemberdayaan.[2]

Menurut Struat Rever (1991) (dalam Lambang triyono:2002) menyatakan,

”Proses pemebrdayaan tercapai apabila hal itu memiliki pengaruh pada kondisi kesejahteraan fisik dan mental kejiwaan, kesejahteraan materiil dan moril individu, kelompok dan masyarakat, serta perubahan sikap dan perilaku terhadap kondisi struktural, kesenjangan, ketidakadilan, dominasi kekuasaan yang melingkupinya, esensi pemberdayaan adalah proses perolehan kekuasaan dan segala perubahan sikap perilaku dan tindakn politik untuk memperoleh kekuasaan tersebut”.

Pemberdayaan masyarakat diupayakan dapat meningkatkan kemampuan masyarakat untuk menganalisi kondisi dan potensi sert masalh-masalah yang perlu diatasi. Pemerdayaan masyarakat bertujuan untuk meningkatkan potensi masyarakat agar mampu untuk meningkatkan kualitas hidup yang lebih baik bagi seluruh warga masyarakat melalui kegiatan-kegiatan swadaya.

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

1. Sasaran Penelitian

Sasaran Penelitian ini adalah kelompok PKK ditingkat RT, RW dan Kelurahan di Kelurahan Bancar Kembar, Kecamatan Purwokerto Utara, Kabupaten Banyumas.

2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Bancarkembar, Kecamatan Purwokerto Utara, Kabupaten Banyumas.

3. Fokus Penelitian

Peneliti melakukan fokus penelitian terhadap peran PKK di Kelurahan Bancarkembar dalam upaya pemberdayaan dan peningkatan parstisipasi perempuan untuk mensejahterakan keluarganya di Kelurahan Bancar Kembar, Kecamatan Purwokerto Utara, Kabupaten Banyumas.

4. Pendekatan Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti terfokus pada sebuah kasus tertentu yang terjadi didalam lokasi tertentu pula. Sehingga menurut penulis, pendekatan yang paling tepat digunakan oleh penulis adalah pendekatan studi kasus.

5. Teknik Penetapan Sampel

Peneliti menggunakan teknik purposive sampling dalam pengambilan sampel yaitu dengan menentukan sampel melalui pertimbangan tertentu yang dipandang dapat memberikan data untuk mendukung penelitian secara maksimal.

6. Teknik Pengumpulan Data

1) Wawancara

Wawancara dilakukan terhadap informan untuk mendapatkan informasi peran PKK di Kelurahan Bancarkembar dalam upaya pemberdayaan dan peningkatan parstisipasi perempuan untuk mensejahterakan keluarganya di Kelurahan Bancarkembar, Kecamatan Purwokerto Utara, Kabupaten Banyumas.

2) Dokumentasi

Untuk keperluan berbagai data, baik berupa konse, teori maupun referansi yang berhubungan dengan penelitian diperlukan dalam penelitian ini. Data yang diambil dari berbagai sumber pustaka yang berupa buku-buku ilmiah.

3) Obeservasi

Observasi merupakan suatu cara khusus dimana peneliti tidak bersikap sebagai pengamat tetapi memainkan berbagai peran yang mungkin, dalam berbagai situasi atau bahkan berperan mengarahkan peristiwa-peristiwa yang sedang dipelajari (dalam Heribertus, 1988:24). Observasi dimaksudkan untuk mengamati dan mencermati kegiatan sehari-hari masyarakat.

7. Sumber Data

1) Sumber Data Primer

Yaitu data diperoleh seacara langsung daengan menggunakan teknik wawancara dengan para informan, yaitu pengurus PKK di Kelurahan Bancar Kembar dan anggota PKK Kelurahan Bancarkembar.

2) Sumber Data Sekunder

Yaitu data yang diperoleh dari sumber-sumber ilmiah yang berkaitan dengan permasalahan yang akan diteliti.

8. Metode Analisis Data

Penulis menganalisis penelitian ini dengan menggunakan model analisi interaktif.

Data yang berupa hasil wawancara dan observasi merupakan tahap pengumpulan data, selanjutnya diperlukan tiga komponnen yang harus diperhatikan dan dipahami.

Menurut Miles dan Huberman (1984), komponen-kompenen tersebut adalah:

1) Reduksi data

Proses seleksi, pemfokusan, penyederhananaan dan abstraksi data yang ada dalam fieldnote yang berlungsung terus sepanjang pelaksanaan penelitian hingga laporan penelitian selesai ditulis.

2) Sajian Data

Merupakan kegiatan dengan adanya perencanaan kolom dan tabel bagi data kulitatif dalam bentuk khusunya.

3) Penarikan Kesimpulan

Penarikan kesimpulan dilakuakan berdasarkan hasil yang telah dilakukan dengan memperhatikan hasil wawancara dan observasi, berupa data-data awal yang belum siap digunakan dalam analisis setelah data tersebut direduksi dan disajikan sistematis.

Model analisis interaktif: Data yang terkumpul direduksi. Reduksi dan penyajian data merupakan dua komponen analisis yang dilakukan bersamaan dengan proses pengumpulan data. Proses selanjutnya adalah penarikan kesimpulan, yakni dilakuakan setelah proses pengumpulan data, penyajian, pendeskripsoan dan kemudian diberikan pemaknaan dengan interpretasi logis.

B. Uji Validitas Data

Penelitian ini akan menggunakan teknik triangulasi data untuk menguji validitas dan keabsahan data-data yang didapat selama penelitian. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu dari luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data.

Menurut Patton (dalam Moleong;2005) triangulasi sumber adalah membandingkan dan melalukan kroscek derajat kepercayaan suatu informasi yang didapatkan melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif.

Adapun langkah-langkahnya yaitu:

1. Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara

2. Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa yang dikatakannya secara pribadi

3. Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu.

4. Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang seperti rakyat biasa, orang yang berpendidikan menengah atau tinggi, orang berada, orang pemerintahan

5. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan.

Dalam penelitian ini langkah atau tahapan yang digunakan oleh peneliti adalah langkah no.1 yaitu data hasil pengamatan yang dilakukan selama peneliti melakukan observasi dengan hasil wawancara; dan langkah no.5 yaitu membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Karakteristik Lokasi Penelitian

1. Kondisi Lokasi Penelitian

Kelurahan Bancarkembar secara geografis terletak di Kecamatan Purwokerto Utara, Kabupaten Banyumas. Kelurahan Bancarkembar memiliki 12 RW dan 55 RT. Kelurahan Bancarkembar memiliki luas wilayah 124,824 km2

Luas wilayah Kelurahan Bancarkembar dibagi ke dalam:

1. Areal permukiman/perumahan : 63,598 km2

2. Luas kuburan : 3,500 km2

3. Luas pekarangan : 37,698 km2

4. Perkantoran : 4,298 km2

5. Luas prasarana umum lainnya : 15,73 km2

Dengan batas-batas wilayah sebagai berikut:

1. Utara berbatas dengan Desa Masjid Priyai

2. Timur berbatasan dengan Kelurahan Sukawana

3. Selatan berbatasan dengan Kelurahan Kaligandu

4. Barat berbatasan dengan Kelurahan Kaligandu

1.1 Potensi Sumber Daya Manusia

Jumlah penduduk Kelurahan Bancarkembar tahun 2006 adalah sebesar 9.143 jiwa. Jumlah penduduk diperoleh dari kantor Kelurahan Bancarkembar yang terdapat dalam Daftar Isian Potensi Kelurahan.

Kelurahan Bancarkembar memiliki jumlah Kepala Keluarga (KK) miskin sebanyak 447 KK. Data ini diperoleh dari data pogram Bantuan Langsung Tunai (BLT) Kelurahan Bancarkembar.

Tabel 1 jumlah Penduduk Berdasarkan umur

Umur

Orang

<1-7

1133

8-21

2305

22-37

2671

38->59

3784

Sumber : Data Monografi Kelurahan Bancarkembar tahun 2005

Tabel 1 menunjukan bahwa SDM di Kelurahan Bancarkembar tergolong pada usia produktif yang tinggi, sehingga hal ini dijadikan modal dasar pembangunan di wilayah Kelurahan Bancarkembar.

Tabel 2. Jumlah Penduduk Berdasarkan Pendidikan

Pendidikan

Orang

Belum sekolah

920

Pernah sekolah SD tetapi tidak tamat

1370

Tamat SD/ Sederajat

2436

SLTP/Sederajat

1174

SLTA/Sederajat

1460

D-1

49

D-2

58

D-3

57

S-1

51

S-2

14

S-3

8

Sumber: Data Monografi Kelurahan Bancarkembar tahun 2005

Tabel 2 di atas menunjukan bahwa SDM Kelurahan Bancarkembar berdasarkan pendidikan kurang baik, dapat dilihat dari jumlah penduduk yang yang berpendidikan di bawah SLTA berjumlah 4980 orang. Angka tersebut belum termasuk pada penduduk yang belum sekolah.

Tabel 3. Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian Pokok

Jenis Pekerjaan

Orang

Buruh/swasta

986

Pegawai Negri

309

Pedagang

50

Penjahit

16

Tukang batu

89

Tukang kayu

24

Montir

5

Sopir

45

Pengemudi becak

90

TNI/Polri

97

Dokter

7

Sumber: Data Monografi Kelurahan Bancarkembar Tahun 2005

Tabel 3 menunjukan bahwa masyarakat Kelurahan Bancarkembar sebagian besar mata pencaharian pokok bekerja pada sektor swasta yaitu sebesar 980orang yang bekerja sebagai buruh/swasta.

Tabel 4. Jumlah penduduk Berdasarkan Tenaga Kerja

Tenaga Kerja

Orang

Jumlah angkatan kerja (usia 15-55 tahun)

6289

Ibu Rumah Tangga

1573

Jumlah penduduk masih sekolah

597

Sumber : Data Monografi Kelurahan Bancarkembar Tahun 2005

Tabel 4 menunjukan bahwa penduduk Kelurahan Bancarkembar sudah bekerja pada usia produktif. Bahkan penduduk yang sudah bekerja tersebut termasuk penduduk yang masuk kategori usia sekolah. Hal ini berarti ada tenaga kerja yang putus sekolah.

Jumlah penduduk tahun 2006 adalah 9.143 jiwa jiwa dengan jumlah KK sebanyak 2.369 keluarga. KK prasejahtera sebanyak 172 keluarga, jumlah KK sejahtera 1 sebanyak 479 KK, jumlah KK sejahtera 2 sebanyak 763 KK, KK sejahtera 3 sebanyak 492 KK , KK sejahtera 3 plus sebanyak 463 KK.

1.2 Potensi Kelembagaan

Kelurahan Bancarkembar terdiri dari 12 RW dan 55 RT. Lembaga pemerintahan memiliki jumlah aparat sebanyak 8 orang dengan komposisi jumlah yang dapat dilihat dari pendidikan aparat sebagai berikut:

Tabel 5. Jumlah Aparat Berdasarkan Pendidikan

Tingkat Pendidikan

Orang

Sarjana

3

Diploma

-

SLTA

5

SLTP

-

SD

-

Jumlah

8

Sumber : Data Monografi Kelurahan Bancarkembar tahun 2005

Data di atas menunjukan bahwa aparat Kelurahan Bancarkembar diisi oleh aparat yang memiliki pendidikan yang sudah cukup tinggi. Lembaga kemasyarakatan terdiri dari organisasi perempuan atau PKK yang memiliki anggota sebanyak 1273 orang., organisasi karang taruna sebanyak 2 unit dengan jumlah anggota sebanyak 40 orang, majelis taklim 3 unit dengan jumlah anggota sebanyak 190 orang, dan LKMD atau sebutan lain dengan jumlah pengurus sebanyak 15 orang.

2. Gambaran Umum Tentang PKK

Gerakan Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga selanjutnya di singkat PKK, adalah gerakan nasional dalam pembangunan masyarakat yang tumbuh dari bawa yang pengelolaanya dari, oleh dan untuk masyarakat menuju terwudnya keluarga yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, Berakhlak mulia dan berbudi luhur, sehat sejahtera, maju dan mandiri, kesejahteraan dan keadilan gender serta kesadaran hukum dan lingkungan.

3. Karakteristik Informan

Jumlah informan yang diwawancarai dalam penelitian ini berjumlah tiga orang yang terdiri dari pengurus PKK di Kelurahan Bancar Kembar dan anggota PKK di Kelurahan Bancar Kembar.

Pemilihan informan dilakukan berdasarkan teknik yang digunakan dalam penelitian yaitu purposive sampling. Peneliti cenderung memilih informan yang dianggap tahu dan dapat dipercaya untuk menjadi sumber data yang mantap dan mengetahui masalah secara mendalam, sehingga informasi yang diperoleh kemungkinan akan lebih lengkap dan akurat.

Untuk mengetahui karakteristik informan dapat dilihat dalam tabel di bawah ini:

Tabel 6. Identitas Informan

No

Nama

Jabatan

1

Suminah

Pengurus PKK

2

Sumiyatun

Anggota PKK

3

Siti

Anggota PKK

Catatan: Demi kode etik penelitian, maka nama informan disamarkan

B. Pembahasan Hasil

a. Kegiatan-kegiatan pada Proses Pelaksanaan Program

Kegiatan PKK di Kelurahan Bancarkembar dilaksanakan pada tingkat RT, RW dan Kelurahan. Kegiatan ini dialaksanakan selama sebulan sekali, pada tiap tingkatan pemerintahan. Untuk tingkat Kelurahan, kegiatan PKK dilaksanakan setiap tanggal 14. Semnetara untuk tingkat RW, dilaksanakan setiap tanggal 13. Di tingkat RT, kegiatn PKK dilaksanakan pada waktu yang berbeda-beda, tergantung dari waktu luang yang dipunyai oleh masyarakat RT setempat.

Kegiatan yang ada dalam PKK adalah simpan pinjam, arisan, dan sosialisasi program dari kelurahan. Terkadang juga diadakan lomba-lomba untuk memperingati perayaan hari besar. Selain itu juga masih ada kegiatan lain yang sifatnya isedental, yaitu demo penjualan produk.

Dalam struktur organissi PKK di Kelurahan Bancarkembar, terdapat sub struktur organisasi yang berada di bawahnya yaitu Dasa Wisma dan UPPKK.

Dasa wisma artinya adalah sepuluh rumah. Kegiatan Dasa Wisma sebetulnya sama dengan PKK, hanya saja anggota Dasa Wisma lebih sedikit. Hal ini seperti yang dikatakan oleh informan pertama, yaitu Ibu Suminah. Menurutnya,

”Dasa Wisma adalah bagian dari PKK. Dasa Wisma kegiatannya sama dengan PKK, hanya saja anggotanya lebuih sedikit sekitar 15 sampai 20 orang.”

Sementara UPPKK, adalah kegiatan pemberdayaan yang berada di bawah PKK membantu masyarakat dalam mengembangkan usahanya (dagangannya), dengan cara memberi pinjaman. Di Kelurahan Bancarkembar, UPPKK hanya ada di dua RW yaitu RW 08 dan RW 06.

b. Peran PKK

Implementasi program PKK di Kelurahan Bancarkembar memperlihatkan dampak yang positif dalam memberdayakan perempuan di Kelurahan Bancar Kembar. Dampak terlihat terutama dari kegiatan UPKK. Anggota-anggota UPPK telah berhasil mengambil manfaat dari adanya program tersebut. Hal ini seperti yang dikatakan oleh informan kedua, yaitu Ibu Sumiyatun. Menurutnya,

”Wah saya tertolong sekali mas dengan adanya kegiatan PKK terutama dari pinjaman dari UPKK. Dari pinjaman itu, sekarang saya berhasil membuka usaha warung makan”.

Ibu Sumiyatun juga mengatakan bahwa warung makannya yang merupakan hasil pinjaman dari UPPKK telah membantu perekonomian keluaganya. Menurutnya,

”Lumayan mas, bisa bantu-batu bapaknya.’

Dampak positif dari adanya program UPKK tidak hanya terasa pada informan pertama. Program UPPK juga dirasakan oleh informan ketiga yaitu Ibu Siti. Menurutnya,

”Ini ya mas, usaha mie ayam saya ini terwujud berkat bantuan dari UPKK. Saya senang dengan adanya program UPPK ini”.

”Pokeke saya tertolong dengan adanya program ini. Saya bisa bantu-bantu suami nambah penghasilan”, lanjutnya.

Dari informasi yang diperoleh dari informan kedua dan ketiga, dapat dianalisis bahwa PKK telah berhasil memberdayakan perempuan di Kelurahan Bancarkembar. Dampak terasa terutama dari adanya UPPKK yang merupakan bagian dari PKK. Dengan adanya program tersebut perempuan dapat berpartisipasi dalam upaya mensehjahterakan keluarganya.

BAB V

KESIMPULAN

PKK adalah gerakan nasional dalam pembangunan masyarakat yang tumbuh dari bawa yang pengelolaanya dari, oleh dan untuk masyarakat menuju terwudnya keluarga yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, Berakhlak mulia dan berbudi luhur, sehat sejahtera, maju dan mandiri, kesejahteraan dan keadilan gender serta kesadaran hukum dan lingkungan.

Kegiatan PKK di Kelurahan Bancarkembar dilaksanakan pada tingkat RT, RW dan Kelurahan. Kegiatan ini dialaksanakan selama sebulan sekali, pada tiap tingkatan pemerintahan. Untuk tingkat Kelurahan, kegiatan PKK dilaksanakan setiap tanggal 14. Semnetara untuk tingkat RW, dilaksanakan setiap tanggal 13. Di tingkat RT, kegiatan PKK dilaksanakan pada waktu yang berbeda-beda.

Implementasi program PKK di Kelurahan Bancarkembar memperlihatkan dampak yang positif dalam memberdayakan perempuan di Kelurahan Bancarkembar. Dari hasil analisis dianalisis dapat disimpulkan bahwa PKK telah berhasil memberdayakan perempuan di Kelurahan Bancarkembar. Dampak terasa terutama dari adanya UPPKK yang merupakan bagian dari PKK. Dengan adanya program tersebut kaum perempuan di Kelurahan Bancarkembar dapat berpartisipasi dalam upaya mensehjahterakan keluarganya.

Referensi:

Devis, Keith dan John Newstroom. 1995. Perilaku Dalam Organisasi, Erlangga. Jakarta.

Milles, Matthew. Huberman, A.Michael. 1992, Analisis Data Kualitatif, Universitas Indonesia, Jakarta.

Moleong, Lexy j. 2005. Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Remaja Rosda Karya. Bandung.

Usman, Sunyoto. 1998, Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Sumber Lain:

Daftar Isian Tingkat Perkembangan Kelurahan Bancarkembar tahun 2005

Daftar Isian Tingkat Perkembangan Kelurahan Bancarkembar tahun 2006

Prayudi, Furqon C A, 2005. Hubungan Pemberdayaan Masyarakat Desa dan Kemampuan SDM terhadap Desentralisasi Desa (Studi Kasus Desa Nyelemepeng Kecamatan Pulosari Kabupaten Pemalang), Skripsi, Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto.

Note: tulisan ini dibuat tahun 2007



[1] Lihat dalam Sunyoto Usman, Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat, hal 114.

[2] Lihat dalam, Furqon C A Prayudi, Hubungan Pemberdayaan Maysarkat Desa dan Kemampuan SDM terhadap Desentralisasi Desa (Studi Kasus Desa Nyelemepeng Kecamatan Pulosari Kabupaten Pemalang), Skripsi, 2005.



0 komentar: